Tanaman
jambu biji merupakan tanaman daerah tropis dan dapat tumbuh di daerah
sub tropis. Tanaman jambu biji kebanyakan tumbuh di daerah dataran
rendah dan sedang. Karena di daerah dataran rendah memiliki kelembaban
udara yang rendah atau sedikit uap air, kondisi ini cocok untuk
pertumbuhan jambu biji. Jambu biji dapat tumbuh baik pada lahan yang
subur dan gembur serta banyak mengandung unsur organik atau pada tanah
yang keadaan liat dan sedikit pasir.
Jambu biji dulu menjadi buah yang dikonsumsi
sehari-hari oleh masyarakat, namun kini buah itu sudah semakin jarang
ditemui. Padahal masyarakat sudah sangat akrab dengan buah yang satu
ini. Karena selain buahnya, daun dan akarnya juga sering dimanfaatkan
sebagai bahan obat tradisional. Di daerah pedesaan yang dulu dapat
dengan mudah ditemui buah satu ini, sekarang pun sudah semakin jarang.
Banyak masyarakat yang sudah tidak menanamnya lagi, atau lahan yang ada
sudah dimanfaatkan untuk hal lain, membuat rumah misalnya.
Minat masyarakat untuk mengonsumsi jambu biji yang
cukup tinggi, ternyata tidak berbanding lurus dengan banyaknya produksi
buah tersebut. Selain itu, minat konsumsi masyarakat terhadap
buah-buahan organik sekarang ini juga menjadi hal yang layak untuk
diperhitungkan. Konsep Back To Nature yang secara masif dikampanyekan,
menjadikan budidaya jambu biji atau khususnya jambu biji organik
memiliki peluang yang besar untuk terus dikembangkan.
Kenapa memilih budidaya jambu biji organik?
Pembibitan dan Perawatan yang mudah
Pembibitan pohon jambu biji dilakukan dengan cara
pencangkokan dan okulasi, walaupun dapat juga dilakukan dengan cara
menanam biji secara langsung. Namun jika pembibitan dengan cara menanam
biji secara langsung, akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
tumbuh hingga panen. Hal ini akan membuat biaya perawatan menjadi
semakin mahal. Karena itu banyak petani budidaya jambu biji organik yang
memilih cara cangkok dan okulasi dalam proses pembibitan. Jika anda
tidak mau repot dengan proses pembibitan, anda bisa membeli bibit
tanaman hasil cangkok dan okulasi tersebut di tempat-tempat penjual
bibit tanaman.
Karena budidaya dengan sistem organik, maka tidak
boleh menggunakan pupuk kimiawi dan pestisida atau obat-obatan kimiawi.
Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan POC (pupuk organik cair).
Pupuk kandang yang mudah didapatkan adalah kotoran kambing, pemberian
pupuk ini dilakukan setiap 6 bulan sekali. Yang tentunya sudah melalui
proses pengolahan terlebih dahulu. Sedangkan untuk POC atau pupuk
organik cair, menggunakan urine sapi dan kambing.
Untuk menghemat biaya, sebaiknya pupuk organik cair dibuat sendiri. Karena jika membeli di pasaran, harganya cukup mahal. Sekitar Rp 60 ribu sampai Rp 100 ribu per liternya. Sementara jika membuat sendiri biayanya akan lebih lebih murah, sekitar Rp 2.500,- per liternya. Untuk pupuk cair, pemberian
pupuk dilakukan setiap dua minggu sekali. Selain untuk disiramkan pada
tanaman, pupuk organik cair juga disemprotkan pada tanaman. Untuk
menambah pengetahuan tentang detail proses perawatan dan penggunaan
pupuk anda bisa mencarinya di buku atau di internet, penulis hanya
mengulas dari nilai ekonomi budidayanya.
Cepat panen dan modal cepat kembali
Jika ingin mendapatkan hasil yang bisa dinikmati
secara berkelanjutan, maka sebaiknya budidaya jambu biji tidak dilakukan
pada lahan yang sempit. Karena semakin banyak jumlah pohon yang ditanam
akan berbanding lurus pada hasil panen yang bisa didapatkan. Selain itu
jarak tanam antara satu pohon dengan pohon lainnya juga harus
diperhatikan agar hasil maksimal. Jarak ideal antara satu pohon dengan
pohon lain adalah berjarak 7 – 10 m. Sehingga tempat paling ideal untuk
budidaya jambu biji organik adalah di kebun atau lahan lain yang kurang
produktif. Dengan begitu justru akan bisa lebih memaksimalkan
produktifitas lahan tersebut.
Sebagai contoh, untuk pembelian bibit dan perawatan
satu pohon jambu dalam satu tahun membutuhkan modal sekitar Rp 70 ribu.
Sementara itu dalam kurun waktu satu tahun, setiap pohon sudah bisa
menghasilkan sekitar 18 – 20 kilogram jambu, yang dijual seharga Rp 6
ribu per kilogram (harga di setiap daerah bisa berbeda). Belum lagi
hasil panen di bulan-bulan selanjutnya yang jumlahnya semakin bertambah
banyak. Jika anda menanaman 400 pohon , setelah 2-3 bulan dari pohon
cangkokan setelah tanam sudah mulai berbunga dan 6 bulan sudah mulai
dipanen, pemanenan dilakukan setiap 4 hari sekali dengan hasil setiap
panenan seberat 100 kg buah jambu.
Jika pembibitan dengan cara menanam biji secara
langsung, dibutuhkan waktu sekitar 2 – 3 tahun dari masa tanam hingga
panen. Tapi jika menggunakan bibit hasil cangkok, hanya dibutuhkan waktu
sekitar 6 bulan dari masa tanam hingga buah sudah bisa dipanen. Karena
itu dengan menggunakan bibit hasil cangkok dan okulasi akan membuat
biaya perawatan menjadi lebih efisien.
Harga buah jambu biji yang dibudidayakan dengan cara
organik, memiliki keistimewaan harga dibandingkan dengan harga jambu
biji biasa di pasaran. Karena selain rasanya yang lebih manis, daging
buahnya juga lebih renyah dan sehat untuk dikonsumsi, jambu biji organik
juga tidak cepat busuk. Buah yang dibudidayakan dengan cara organik
memiliki nilai tawar yang lebih bagi konsumen.
Manfaat lain dari kebun jambu biji
Selain hasil panen dari buah jambu biji yang sudah
pasti akan kita dapatkan, ada keuntungan lain dari pemanfaatan kebun
budidaya jambu biji organik. Kebun jambu biji bisa dimanfaatkan untuk
kegiatan rekreasi dan edukasi. Pemanfaatan untuk rekreasi, dengan cara
mendatangkan konsumen untuk menjadi pengunjung di kebun jambu, dengan
penawaran bisa memetik buah sendiri. Dan tentunya ada fasilitas
pendukung lain yang disediakan untuk membuat pengunjung merasa nyaman.
Selain memetik buah sendiri dan menikmati fasilitas
lain yang disediakan, pemilik/petani kebun jambu organik bisa berperan
sebagai guide yang menjelaskan keunggulan buah yang ditanam selama
pengunjung berada di lokasi kebun. Konsumen akan merasa senang mendapat
pengetahuan baru, walaupun harga buah jambu yang diberlakukan berbeda
dengan harga jual di pasar. Akan lebih menambah keuntungan lagi, jika di
tempat juga disediakan bibit jambu biji yang siap tanam. Hal ini akan
menarik minat pengunjung untuk ikut membelinya dan tentu akan menambah
keuntungan tersendiri bagi pemilik kebun.
Namun untuk pemanfaatan seperti ini, dibutuhkan
lokasi yang strategis untuk kebun jambu organik. Memiliki akses yang
mudah bagi pengunjung dan juga memiliki daya tarik lain, selain buah
jambu biji yang menjadi nilai tawar utama.
Sumber Artikel: http://ensiklo.com/2014/07/menakar-nilai-ekonomi-budidaya-jambu-biji-organik/
Oleh: Muhammad Agung Basyar
NIM: 15/380120/PN/14182
Golongan: B2
Kelompok: 9

1 komentar:
Sindi Puspa Arini
15/379696/PN/14150
Kelompok 8
1. Nilai Penyuluhan
-Sumber teknologi/ide : ada, yaitu memberikan ide tentang peluang usaha di bidang pertanian yaitu dengan budidaya jambu biji organik.
-Sasaran : seseorang yang ingin melakukan usahanya dibidang pertanian.
-Manfaat : ada, yaitu memberikan informasi tentang peluang apa yang dapat menjanjikan dibidang pertanian yaitu dengan menanam jambu biji organik.
-Nilai pendidikan : ada, yaitu informasi yang diberikan pada para patani/pengusaha dibidang pertanian.
2. Nilai Berita
-Timeline : permasalahan yang terdapat dalam berita tersebut merupakan permaslahan yang masih terjadi saat ini, para petani jambu biji organik yang masih menggunakan sistem penanaman cangkok dan okulasi karena ha tersebut/cara tersebut murah untuk dilakukan.
-Proximity : isi dari artikel tersebut berkaitan dengan bidang pertanian (para petani/pengusaha dibidang pertanian).
-Importance : dari isi artikel tersebut, didalamnya terdapat informasi yang dibutuhkan oleh para petani jambu organik/para pengusaha dibidang pertanian.
-Consequence : ide yang terdapat dalam artikel tersebut dapat memberikan manfaat/keuntugan mauoun kerugian.
Posting Komentar