Permintaan terhadap cabai merah (Capsicum annum L) terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Namun demikian, potensinya pun masih terbuka, baik untuk memenuhi permintaan pasar bebas maupun industri. Produksi cabai merah di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sejak tahun 2013 walaupun tidak tajam, yaitu 1.012.879 ton (tahun 2013), 1.061.428 ton (tahun 2014), dan 1.082.136 ton (tahun 2015). Adapun sasaran produksi tahun 2016 sebesar 1.106.700 ton atau meningkat sebesar 2,27% dari tahun sebelumnya (sumber: Renstra Kementan 2015- 2019), dengan wilayah produksi utama di Provinsi Jawa Barat, Sumatra Utara, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Tantangan yang dihadapi yaitu bagaimana agar petani di Indonesia dapat melakukan perbaikan dalam teknik budidaya cabai merah termasuk penanganan panen dan pasca panen, guna menghasilkan produk yang bermutu dan aman konsumsi dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri dan ekspor, serta memberikan nilai tambah dan hasil yang optimal bagi petani/pelaku usaha. Kegiatan panen dan pasca panen ini amat penting diperhatikan mengingat cabai merah memiliki sifat mudah rusak yang dipengaruhi oleh kadar air dalam cabai yang sangat tinggi, yaitu sekitar 90% dari kandungan cabai merah itu sendiri. Kandungan air yang sangat tinggi ini dapat menjadi penyebab kerusakan atau pembusukan cabai merah pada saat musim panen raya. Hal ini disebabkan oleh hasil panen yang melimpah, sedangkan proses pengeringan tidak dapat berlangsung secara serentak.
Uraian berikut ini akan membahas secara singkat kegiatan penanganan pasca panen cabai merah, yaitu sub-sub kegiatan pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan.
1. Sub Kegiatan Pengemasan
Pengemasan merupakan proses perlindungan komoditas cabai merah dengan cara mengepak dengan memakai wadah/tempat dengan bahan tertentu, untuk memudahkan penyimpanan dan pengangkutan produk dan mempertahankan kualitas. Pengemasan merupakan sarana pemasaran dan sangat penting dilakukan pada cabai merah untuk melindungi mutu cabai sebelum dipasarkan.
a. Tujuan
Mencegah kehilangan hasil, melindungi komoditas cabai merah dari kerusakan mekanis dan fisiologis, memperpanjang masa simpan cabai, mempertahankan mutu dan penampilan, menciptakan daya tarik bagi konsumen, serta memberikan nilai tambah produk cabai merah.
b. Standar Pengemasan
1) Jenis kemasan yang digunakan untuk cabai merah harus dapat melindungi dan mempertahankan mutu cabai merah dari pengaruh luar dan kerusakan fisik/mekanis, faktor lingkungan (temperatur, kelembaban) dan kotoran/pencemaran;
2) Bahan kemasan terbuat dari bahan yang aman dan tidak merusak cabai merah. Kemasan yang biasa digunakan untuk memudahkan penyimpanan dan pengangkutan cabai merah di pasar domestik yaitu keranjang bambu, peti kayu/plastik;
3) Volume kemasan sebaiknya tidak melebih dari 25 kg, karena kemasan yang terlalu besar dapat menurunkan kualitas cabai, terutama yang berada di bagian bawah. Kemasan yang baik dapat menekan benturan, mempermudah, dan mengurangi penguapan;
4) Prinsip pembuatan wadah/tempat kemasan yaitu ekonomis, bahan tersedia, mudah dibuat, ringan dan kuat untuk melindungi produk, berventilasi, dan tidak berbau.
c. Prosedur
1) Lakukan pengemasan cabai merah untuk pasar lokal dengan menggunakan karung plastik yang tembus udara atau keranjang bambu atau karton;
2) Lakukan pengemasan cabai merah untuk pasar di luar daerah atau pasar khusus dengan kemasan yang disesuaikan dengan permintaan pasar. Jala dengan kapasitas 9 – 100 kg merupakan jenis kemasan yang biasa digunakan, karena sangat praktis. Namun demikian, jala tidak dapat melindungi cabai dan kerusakan mekanis dan fisiologis, terutama pada saat ditimbang dan saat pengangkutan;
3) Lakukan pengemasan cabai merah untuk ekspor dengan kardus khusus dari eksportir yang berukuran 30 cm x 40 cm x 50 cm, berkapasitas kurang lebih 20 kg, dan diberi ventilasi atau lubang kecil lengkap dengan keterangan nama dagang dan tanggal panen;
4) Catat semua langkah yang dilakukan.
2. Sub Kegiatan Pengangkutan
Pengangkutan merupakan mata rantai penting dalam penanganan pascapanen dan distribusi cabai. Untuk memperpanjang kesegaran, biasanya pedagang memerlukan alat angkut yang cocok untuk memperlancar pemasaran.
a. Tujuan
Memperpanjang kesegaran, menekan susut bobot dan tingkat kerusakan cabai cabai yang akan dipasarkan.
b. Standar Pengangkutan
Pengangkutan dilakukan dengan alat angkut yang cocok. Jika jumlah cabai yang dipasarkan sedikit, biasanya petani/pedagang menggunakan pikulan, sepeda atau gerobak. Pengangkutan cabai jarak jauh dilakukan dengan menggunakan keranjang bambu yang dapat menekan susut bobot dan tingkat kerusakan, serta mempertahankan kesegaran cabai. Kemasan karton/kardus berventilasi dengan kapasitas 20 kg dapat digunakan bila dipadukan dengan karung jala yang dimasukkan ke dalamnya.
c. Prosedur
1) Persiapkan alat angkut yang cocok (truk/kendaraan) untuk memperlancar pemasaran sesuai dengan jumlah cabai yang akan dipasarkan, dengan mempertimbangkan kapasitas angkut, kondisi jalan dan waktu angkut (hindari panas dan hujan);
2) Gunakan keranjang bambu atau kemasan karton/kardus berventilasi dengan kapasitas 20 kg yang dipadukan dengan karung jala yang dimasukkan ke dalamnya;
3) Catat seluruh langkah yang dilakukan.
Mencegah kehilangan hasil, melindungi komoditas cabai merah dari kerusakan mekanis dan fisiologis, memperpanjang masa simpan cabai, mempertahankan mutu dan penampilan, menciptakan daya tarik bagi konsumen, serta memberikan nilai tambah produk cabai merah.
b. Standar Pengemasan
1) Jenis kemasan yang digunakan untuk cabai merah harus dapat melindungi dan mempertahankan mutu cabai merah dari pengaruh luar dan kerusakan fisik/mekanis, faktor lingkungan (temperatur, kelembaban) dan kotoran/pencemaran;
2) Bahan kemasan terbuat dari bahan yang aman dan tidak merusak cabai merah. Kemasan yang biasa digunakan untuk memudahkan penyimpanan dan pengangkutan cabai merah di pasar domestik yaitu keranjang bambu, peti kayu/plastik;
3) Volume kemasan sebaiknya tidak melebih dari 25 kg, karena kemasan yang terlalu besar dapat menurunkan kualitas cabai, terutama yang berada di bagian bawah. Kemasan yang baik dapat menekan benturan, mempermudah, dan mengurangi penguapan;
4) Prinsip pembuatan wadah/tempat kemasan yaitu ekonomis, bahan tersedia, mudah dibuat, ringan dan kuat untuk melindungi produk, berventilasi, dan tidak berbau.
c. Prosedur
1) Lakukan pengemasan cabai merah untuk pasar lokal dengan menggunakan karung plastik yang tembus udara atau keranjang bambu atau karton;
2) Lakukan pengemasan cabai merah untuk pasar di luar daerah atau pasar khusus dengan kemasan yang disesuaikan dengan permintaan pasar. Jala dengan kapasitas 9 – 100 kg merupakan jenis kemasan yang biasa digunakan, karena sangat praktis. Namun demikian, jala tidak dapat melindungi cabai dan kerusakan mekanis dan fisiologis, terutama pada saat ditimbang dan saat pengangkutan;
3) Lakukan pengemasan cabai merah untuk ekspor dengan kardus khusus dari eksportir yang berukuran 30 cm x 40 cm x 50 cm, berkapasitas kurang lebih 20 kg, dan diberi ventilasi atau lubang kecil lengkap dengan keterangan nama dagang dan tanggal panen;
4) Catat semua langkah yang dilakukan.
2. Sub Kegiatan Pengangkutan
Pengangkutan merupakan mata rantai penting dalam penanganan pascapanen dan distribusi cabai. Untuk memperpanjang kesegaran, biasanya pedagang memerlukan alat angkut yang cocok untuk memperlancar pemasaran.
a. Tujuan
Memperpanjang kesegaran, menekan susut bobot dan tingkat kerusakan cabai cabai yang akan dipasarkan.
b. Standar Pengangkutan
Pengangkutan dilakukan dengan alat angkut yang cocok. Jika jumlah cabai yang dipasarkan sedikit, biasanya petani/pedagang menggunakan pikulan, sepeda atau gerobak. Pengangkutan cabai jarak jauh dilakukan dengan menggunakan keranjang bambu yang dapat menekan susut bobot dan tingkat kerusakan, serta mempertahankan kesegaran cabai. Kemasan karton/kardus berventilasi dengan kapasitas 20 kg dapat digunakan bila dipadukan dengan karung jala yang dimasukkan ke dalamnya.
c. Prosedur
1) Persiapkan alat angkut yang cocok (truk/kendaraan) untuk memperlancar pemasaran sesuai dengan jumlah cabai yang akan dipasarkan, dengan mempertimbangkan kapasitas angkut, kondisi jalan dan waktu angkut (hindari panas dan hujan);
2) Gunakan keranjang bambu atau kemasan karton/kardus berventilasi dengan kapasitas 20 kg yang dipadukan dengan karung jala yang dimasukkan ke dalamnya;
3) Catat seluruh langkah yang dilakukan.
Sumber :
Anonim, 2016, http://cybex.pertanian.go.id/materipenyuluhan/pasca-panen-cabai-merah-pengemasan-dan-pengangkutan, diakses tanggal 15 Oktober 2016.
CARIN LARASATI/14165
GOL B2

2 komentar:
A. Nilai penyuluhan
1. Sumber teknologi/ide :ada, Pengemasan merupakan proses perlindungan komoditas cabai merah dengan cara mengepak dengan memakai wadah/tempat dengan bahan tertentu, untuk memudahkan penyimpanan dan pengangkutan produk dan mempertahankan kualitas
2. Sasaran:ada, para petani, khususnya petani cabai
3. Manfaat:ada, melindungi komoditas cabai merah dari kerusakan mekanis dan fisiologis, memperpanjang masa simpan cabai, mempertahankan mutu dan penampilan, menciptakan daya tarik bagi konsumen, serta memberikan nilai tambah produk cabai merah
4. Nilai pendidikan :ada, pengetahuan pasca panen terhadap komoditas cabai
B. Nilai berita
1. Timelines : berita sesuai dengan permasalahan komoditas yang melonjak tinggi dan sedikit sukar dibudidayakan akhir-akhir ini, yaitu cabai
2. Proximity : berita dekat sekali dengan permasalahan petani, khususnya petani cabai
3. Importance : dalam pendistribusian cabai, berita ini sangat penting diketahui para petani untuk penjagaan kualitas agar tetap bermutu maksimal saat di tangan konsumen
4. Development : berita memuat teknologi kemasan pada hasil produksi tanaman cabai yang dapat mengembangkan dan menambah wawasan petani terkait pengetahuan pasca panen
Edwin Pradana/ 15/PN/379663/14117
Casino.com Review 2021 - Mapyro
Casino.com has a 군포 출장안마 wide variety of 광주광역 출장샵 games and promotions for all types of 여주 출장안마 players. From slots, table games, live entertainment, roulette, Rating: 2 · Review 구미 출장마사지 by Jeff 동해 출장샵 Grant
Posting Komentar